Renungan Wajah
Indonesia
Kasihku,
aku masih di sini
Di negeri
berjuta impian
Negeri
selembut awan
Negeri
yang manis, luhur, tulus, dan penuh suka cita
Negeri
dimana aku leluasa merindukanmu
Di setiap
nafas, setiap detik, setiap waktu
Kasihku
negeri ini begitu indah
Makmur dan
subur seperti ladang permata
Penduduknya
ramah, sopan, dan suka tolong menolong
Mereka
begitu terbuka
Semua
membuatku senang dan bahagia
Kasihku,
negeri ini aman sentosa
Siapa pun
pasti akan merasa nyaman disini
Seperti
duduk di sofa
Kasihku,
di negeriku rumah-rumahnya rapi tersusun
Anak-anak
berangkat ke sekolah
Orangtua
pergi bekerja mencari nafkah yang halal
Semua
hidup sehat
Semua
hidup rukun dan harmonis
Kasihku
..... aku baru saja terbangun
Rupanya
aku bermimpi
Aku takut,
ternyata di sini masih gelap
Kasihku
....
Mungkin
selama ini aku terlalu jauh darimu
Melupakan
pesan-pesan dalam ‘suratmu’ terdahulu
Kasihku,
kutahu jalan ini panjang dan melelahkan
Tapi,
pasti ini jalan kemenangan
Di ujung
jalan ini ku yakin ada cahaya yang terang benderang
Karya : Bukan Karanganku
PUISI
tersentak tema
dalam sukma
ku cari bibit-bibit kata
gerakan membuat taman
setelah ku dapatkan
ku coba gali menanam
hari minggu bulan berjalan
berusaha ku menyirami
tumbuh sketsa dan kurva kalimat
yang indah lagi menawan
berubah inspirasi, pesan
jadi pohon puisi yang berkesan
tempat berteduh dari susah dan lelah
enkau tetap tumbuh di kumbaran-kumbaran
otak-otak insan
mudahan berkah lagi berkesan
(Anjani, 2006)
Karya: MM. Riady
TDOK
Ibu ...
Ibu ...
tdok tdok tdok tdok
tdok tdok tdok
tdok tdok
tdok
tdok tdok tdok tdok
tdok diselimuti malam legam kelam
berjuang demi indahnya depan
tuk buah hati meraih bintang
(Sepakat, 2006)
Karya: MM. Riady
YANG
Yang muda digerogoti
sukma
Yang merana ditumpahi
kelana
Yang harum dibelai
cendana
Yang harta dirias
mega-mega
Yang binasa diracuni
duka
Yang pergi diselimuti
embun
Yang bakti didendang
sakti
Yang jalang dilumuri
iri lari
Yang reot dibebani
batu
Yang batu dipukuli
palu
(Anjani, 2006)
Karya: MM. Riady
BETAPA RIANG INSAN MUDA PETANI-PETANI
Sang raja siang bangun dari peraduan
Dia tegas, adil menyinari alam
Tanpa memotong hatinya pada yang lain
Langit biru warna air laut dihiasi busa awan-awan
Seolah bertiang
Pagi diselimuti embun
Para muda-muda bakti
Mengayuh sepeda
Ditaburi riang tawa sorak sorai
Angin mengelus-ngelus lembut permai
Rerumputan bergoyang-goyang
Capung-capung ngindang
Berdendang
Diiringi kicauan burung bertalu-talu
Ladang-ladang semper dengan kehijauan
Padi-padi mulai mengintip
Dari balik dedaunan
Menunduk dengan penuh malu
Menunggu petani untuk menuai
Betapa riang insan muda petani-petani
Pagi sekolah, siang angkat tenaga untuk
Bekerja
Sore bermain
Malam mengaji, tak lupa bakti pada Ilahi
Jangan mati pada pelajaran
Sukma berpesan
Sebagai alat meraih masa depan
Karya: MM. Riady
SELOKA EMPAT
Aku mencari berkah
Lewat berusaha dengan betah
Hidup sangat susah
Bagai capung lemah patah
Lewat berusaha dengan betah
Sendirian di rumah
Bagai capung lemah patah
Karena ucapanku di bantah
Sendirian di rumah
Memperbaiki tungku yang belah
Karena ucapanku dibantah
Membuatku berserah
Memperbaiki tungku yang belah
Darinya terdapat sisa remah
Membuatku berserah
Sehingga tercipta sejarah
Karya: MM. Riady
Sukma, Kertas, dan Tangan
dari sukma
merangkak ke pikiran
terjun ke tangan
dengan mengintip pena
untuk menyelami kertas
peraduan
jadilah keluarga bahagia
taman nan menawan
sungguh berkesan
Karya: MM. Riady
Karya: MM. Riady
TUK ADIK
indah pagi temaram kekuning-kuningan
di timur ya dik
lucu burung kecil ceria sedang mematok
pasir
daun masih berembun dingin
meretakkan tulang
ya dik
di saat kau disampingku
mengantarkan sesuatu untuk
kau santap pagi ini
Mataram, Juni 2012
karya: MM. Riady
Tidak ada komentar:
Posting Komentar